Perempuan & Energi Nuklir: Masa Depan Indonesia Ada di Tangan Kita

Dalam forum tersebut, Nadia mengungkapkan bahwa Indonesia akan membutuhkan lebih dari 6.000 tenaga ahli nuklir baru menjelang tahun 2045.
Artinya, peluang karier di bidang teknologi energi—termasuk nuklir—terbuka lebar, terutama bagi perempuan muda yang berani mengambil peran.

“Teknologi nuklir bukan hanya tentang sains dan reaktor. Tapi juga soal manajemen, komunikasi publik, hingga kebijakan energi. Dan perempuan punya peran besar di sana,” ungkap Nadia dengan penuh semangat.

Menurutnya, dunia energi masa depan membutuhkan SDM yang berpikir kritis, adaptif, dan mampu bekerja lintas disiplin—mulai dari teknik elektro, energi terbarukan, manajemen, ekonomi energi, hingga komunikasi teknologi.

ITPLN, Kampus Energi untuk Generasi Perempuan Hebat

Sebagai kampus yang fokus pada transisi energi dan teknologi berkelanjutan, ITPLN telah menyiapkan ekosistem pendidikan nuklir dan energi terbarukan yang inklusif bagi mahasiswa dan mahasiswi.
Melalui GINEST (Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development), mahasiswa ITPLN tidak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat dalam penelitian, pelatihan, dan proyek kerja sama internasional bersama industri dan lembaga riset global seperti Rosatom dan BRIN.

“Kami ingin lebih banyak perempuan muda berani melangkah ke bidang energi. Karena di balik setiap inovasi besar, selalu ada perempuan yang percaya bahwa pengetahuan bisa mengubah dunia,” tutur Nadia menutup sesinya.

Bersiaplah, Perempuan Masa Depan Energi!

Bagi kamu, perempuan muda yang punya mimpi besar di dunia teknologi, sains, atau energi — ITPLN adalah tempat yang tepat untuk memulainya.
Di sini kamu bisa belajar langsung dari para ahli, berjejaring dengan dunia industri, dan menjadi bagian dari perubahan nyata menuju Indonesia Emas 2045.

ITPLN bukan sekadar kampus, tapi ruang bagi perempuan hebat untuk tumbuh, berkarya, dan menginspirasi.